Masuk Tahap Kedua, Kini Giliran Seluruh Santri Menyimak Ulasan Bernas Makalah Santri PRISTAC
Oleh: Cut Asiyah Kinanti (Santri Pesantren At-Taqwa Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Santri-santri Pesantren At-Taqwa Depok tingkat SMA, Angkatan ke-7, pada Kamis (27/12/24), mempresentasikan makalah ilmiah mereka di hadapan para santri. Ini menunjukkan, sudah 7 tahun At-Taqwa konsisten membangun budaya literasi sekaligus skill komunikasi, lisan maupun tulisan dalam diri para santri.
Makalah 43 santri usia 15-17 tahun itu berisi gagasan-gagasan besar mengenai pendidikan, sejarah, kajian tokoh, agama, pemikiran kontemporer dan lain sebagainya. Beberapa di antaranya:
1. “Problematika Teks Humanitas Al -Quran: Kritik Terhadap Pemikiran Hamid Nashir Abu Zayd” oleh Hisyam Fahreza
2. “The Great Loss of Teachers: Phenomenon Resulted by the Loss of Adab” oleh Rayanara Danesh Callysta Martin
3. “Tadib dan Perjuangan: Konsep Pendidikan Jihad Hamas” oleh Zeyd Fakhri Ahmad
4. “Pangeran Diponegoro: Peran Ratu Adil Dalam Mempersatukan Masyarakat Jawa Dalam Perang Sabil” oleh Agustian Arif Handoko
5. “Peran Pesantren Dalam Perkembangan Kebudayaan Di Sunda: Akar Sejarah dan Manifestasinya” oleh Khairin Atha Mirza
6. “Konsep Deschooling Ivan Illich dalam Perspektif Pendidikan Islam” oleh Rifqi Abdul Karim
7. “Kajian terhadap Konsep Futuhat dan Kolonialisme” oleh Andini Sari Larasati
8. “Pendidikan Berbasis Al-Quran dan Sunnah sebagai Solusi atas Fenomena Fatherless” oleh Shafwa Elmedina Bahtiar
9. “Jilbab: Antara Syariat dan Fashion” oleh Fatimah Syiharani
10. “Metode Analogi Imam al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad” oleh Ariq Ashim
11. “Peran Hikayat Perang Sabil terhadap Pendidikan Jihad di Masa Perang Aceh” oleh Shofiya Syakira
Mereka berhasil menyampaikan karya tulisnya dengan baik. Beragam pertanyaan dari para santri bisa dijawab secara mendalam. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan para pemakalah mampu mendalami dan memahami tulisannya.
Ini adalah presentasi makalah tahap kedua, setelah sebelumnya (12-13/12/24), mereka presentasikan di hadapan guru. Direktur PRISTAC (setingkat SMA), Ustadz Ahda Abid Al-Ghifari mengatakan,“Adanya presentasi tahap kedua merupakan peluang besar bagi para santri untuk menambah pengalaman dan keberanian mereka untuk menyampaikan ilmu.”
Keberanian menyampaikan ilmu selaras dengan kewajiban yang dimiliki tiap muslim, yaitu beramar ma’ruf nahi munkar. Karena umat Muslim adalah sebaik-baik umat yang diturunkan untuk mencegah keburukan dan mengajak pada kebaikan. Maka diharapkan adanya kegiatan presentasi karya akhir sebagai sebuah kesempatan yang dimanfaatkan santri untuk berdakwah pada masyarakat.
Kali ini, giliran PRISTAC angkatan VII yang tampil. Ada 43 makalah dengan bermacam tema yang dihidangkan. Setelah melalui presentasi ini, mereka akan memulai revisi atas kritik dan saran dari penguji. Setelah itu, mereka masih harus bersiap untuk melakukan presentasi berikutnya, di hadapan para orang tua dan lembaga pendidikan lain.
“Secara umum para santri sudah bisa menyajikan karya mereka dengan baik, bahkan mempertanggung jawabkannya”, ujar Ustadz Ahda.
Makalah 43 santri usia 15-17 tahun itu berisi gagasan-gagasan besar mengenai pendidikan, sejarah, kajian tokoh, agama, pemikiran kontemporer dan lain sebagainya. Beberapa di antaranya:
1. “Problematika Teks Humanitas Al -Quran: Kritik Terhadap Pemikiran Hamid Nashir Abu Zayd” oleh Hisyam Fahreza
2. “The Great Loss of Teachers: Phenomenon Resulted by the Loss of Adab” oleh Rayanara Danesh Callysta Martin
3. “Tadib dan Perjuangan: Konsep Pendidikan Jihad Hamas” oleh Zeyd Fakhri Ahmad
4. “Pangeran Diponegoro: Peran Ratu Adil Dalam Mempersatukan Masyarakat Jawa Dalam Perang Sabil” oleh Agustian Arif Handoko
5. “Peran Pesantren Dalam Perkembangan Kebudayaan Di Sunda: Akar Sejarah dan Manifestasinya” oleh Khairin Atha Mirza
6. “Konsep Deschooling Ivan Illich dalam Perspektif Pendidikan Islam” oleh Rifqi Abdul Karim
7. “Kajian terhadap Konsep Futuhat dan Kolonialisme” oleh Andini Sari Larasati
8. “Pendidikan Berbasis Al-Quran dan Sunnah sebagai Solusi atas Fenomena Fatherless” oleh Shafwa Elmedina Bahtiar
9. “Jilbab: Antara Syariat dan Fashion” oleh Fatimah Syiharani
10. “Metode Analogi Imam al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad” oleh Ariq Ashim
11. “Peran Hikayat Perang Sabil terhadap Pendidikan Jihad di Masa Perang Aceh” oleh Shofiya Syakira
Mereka berhasil menyampaikan karya tulisnya dengan baik. Beragam pertanyaan dari para santri bisa dijawab secara mendalam. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan para pemakalah mampu mendalami dan memahami tulisannya.
Ini adalah presentasi makalah tahap kedua, setelah sebelumnya (12-13/12/24), mereka presentasikan di hadapan guru. Direktur PRISTAC (setingkat SMA), Ustadz Ahda Abid Al-Ghifari mengatakan,“Adanya presentasi tahap kedua merupakan peluang besar bagi para santri untuk menambah pengalaman dan keberanian mereka untuk menyampaikan ilmu.”
Keberanian menyampaikan ilmu selaras dengan kewajiban yang dimiliki tiap muslim, yaitu beramar ma’ruf nahi munkar. Karena umat Muslim adalah sebaik-baik umat yang diturunkan untuk mencegah keburukan dan mengajak pada kebaikan. Maka diharapkan adanya kegiatan presentasi karya akhir sebagai sebuah kesempatan yang dimanfaatkan santri untuk berdakwah pada masyarakat.
Kali ini, giliran PRISTAC angkatan VII yang tampil. Ada 43 makalah dengan bermacam tema yang dihidangkan. Setelah melalui presentasi ini, mereka akan memulai revisi atas kritik dan saran dari penguji. Setelah itu, mereka masih harus bersiap untuk melakukan presentasi berikutnya, di hadapan para orang tua dan lembaga pendidikan lain.
“Secara umum para santri sudah bisa menyajikan karya mereka dengan baik, bahkan mempertanggung jawabkannya”, ujar Ustadz Ahda.