Masuk Final Lomba Karya Tulis Se-Jabodetabek, Santri At-Taqwa Depok Sampaikan Solusi atas Fenomena Transgender
Oleh: Zikri M Dzakir (Sekretaris SMA At-Taqwa College Depok)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Santri Pondok Pesantren At-Taqwa Depok, Qotrunnada Karima, cukup sukses mengharumkan nama almamater At-Taqwa Depok. Ia masuk final lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diselenggarakan SMAI Al-Azhar Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis, 27 November 2025.
Di ajang bergensi itu, ia memaparkan isu sensitif mengenai fenomena transgender sebagai fokus penelitian ilmiahnya. Lewat makalah berjudul “Pendidikan Fitrah Sebagai Solusi Problematika Transgender” santri yang akrab disapa Nada ini menyampaikan pandangan, analisis, serta tawaran solusi di hadapan para juri dan peserta yang memenuhi ruang bioskop CGV Bella Terra, Kelapa Gading.
Nada menjelaskan bahwa fenomena transgender saat ini cukup menyita perhatian publik dan bahkan meresahkan masyarakat secara umum, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan karena fenomena tersebut bersebrangan dengan norma agama serta etika yang berlaku. Problem ini juga menyebabkan ketimpangan peran antar gender, sehingga berdampak pada peran dalam lembaga keluarga khususnya.
Hasil penelitiannya menunjukan, transgender membawa dampak yang sangat fatal berupa ketimpangan peran antara laki-laki dan perempuan. Berangkat dari masalah ini, Nada menawarkan solusi berupa pendidikan fitrah seksualitas guna mencegah kerusakan jangka panjang yang dapat timbul dari problematika tersebut.
Ia menegaskan bahwa Islam telah mengatur tanggung jawab keduanya pada kedudukan masing-masing sesuai fitrah yang telah Allah tentukan. Maka sudah sepatutnya setiap individu berjalan sesuai fitrah yang dianugerahkan itu. Nada juga menekankan pentingnya pendekatan yang penuh empati terhadap pelaku transgender.
“Fenomena ini menuntut pendekatan yang berbeda. Kita tidak lagi memandang perlu untuk mencela personal mereka, sebab pada dasarnya mereka adalah individu yang sedang mengalami pergolakan batin, layaknya orang yang sedang sakit dan mengharapkan kesembuhan. Pendidikan fitrah seksualitas inilah di antara upaya pencegahan sekaligus solusinya untuk menjawab fenomena ini,” ujar Nada
Pemaparan nada tentang isu transgender menuai pujian dari para juri, sebab isu tersebut merupakan satu pembahasan serius dan perlu kajian yang mendalam. Ia pun mampu menyampaikan hasil tulisannya dengan baik dan menjawab pertanyaan para panelis.
Di ajang bergensi itu, ia memaparkan isu sensitif mengenai fenomena transgender sebagai fokus penelitian ilmiahnya. Lewat makalah berjudul “Pendidikan Fitrah Sebagai Solusi Problematika Transgender” santri yang akrab disapa Nada ini menyampaikan pandangan, analisis, serta tawaran solusi di hadapan para juri dan peserta yang memenuhi ruang bioskop CGV Bella Terra, Kelapa Gading.
Nada menjelaskan bahwa fenomena transgender saat ini cukup menyita perhatian publik dan bahkan meresahkan masyarakat secara umum, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan karena fenomena tersebut bersebrangan dengan norma agama serta etika yang berlaku. Problem ini juga menyebabkan ketimpangan peran antar gender, sehingga berdampak pada peran dalam lembaga keluarga khususnya.
Hasil penelitiannya menunjukan, transgender membawa dampak yang sangat fatal berupa ketimpangan peran antara laki-laki dan perempuan. Berangkat dari masalah ini, Nada menawarkan solusi berupa pendidikan fitrah seksualitas guna mencegah kerusakan jangka panjang yang dapat timbul dari problematika tersebut.
Ia menegaskan bahwa Islam telah mengatur tanggung jawab keduanya pada kedudukan masing-masing sesuai fitrah yang telah Allah tentukan. Maka sudah sepatutnya setiap individu berjalan sesuai fitrah yang dianugerahkan itu. Nada juga menekankan pentingnya pendekatan yang penuh empati terhadap pelaku transgender.
“Fenomena ini menuntut pendekatan yang berbeda. Kita tidak lagi memandang perlu untuk mencela personal mereka, sebab pada dasarnya mereka adalah individu yang sedang mengalami pergolakan batin, layaknya orang yang sedang sakit dan mengharapkan kesembuhan. Pendidikan fitrah seksualitas inilah di antara upaya pencegahan sekaligus solusinya untuk menjawab fenomena ini,” ujar Nada
Pemaparan nada tentang isu transgender menuai pujian dari para juri, sebab isu tersebut merupakan satu pembahasan serius dan perlu kajian yang mendalam. Ia pun mampu menyampaikan hasil tulisannya dengan baik dan menjawab pertanyaan para panelis.