Laksanakan Idul Adha di Pondok, Santri At-Taqwa Depok Pelajari Kembali Ibrah Keluarga Ibrahim

Oleh: Faza Zaki
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Pondok Pesantren At-Taqwa pada Senin (17/6/24) mengadakan kegiatan shalat ‘Idul Adha dan qurban. Vibes hari raya sudah terasa sejak malam sebelumnya. Kalimat takbir dikumandangkan oleh ratusan penghuni pondok.

Ibrah dari Keluarga Ibrahim

Amanah Imam sholat ‘Idul Adha di pondok tahun ini diserahkan kepada Ustadz Musa. Penyampaian khutbah disampaikan oleh Ustadz Haris Susmana, dengan tema “Pelajaran dari Kisah Keluarga Nabi Ibrahim”.

Salah satu perintah Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an ialah untuk mempelajari serta memahami sejarah. Dalilnya terdapat dalam QS Al-Hasyr ayat 18: “Wahai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri melihat apa yang telah lalu .…”

Dalam khutbahnya, Ustadz Haris mengatakan bahwa salah satu pembelajaran dalam sejarah terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim. Di antara peristiwa dalam kehidupan Nabi Ibrahim yang sarat akan makna ialah:

Pertama, ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menempatkan istri (Hajar) dan anaknya (Nabi Ismail) di satu lembah yang gersang. Kedua, saat Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih putra tercintanya yakni Nabi Ismail, padahal sebelumnya ia sangat berharap agar dikaruniai seorang anak

Dari dua peristiwa di atas, terdapat banyak hikmah yang dapat diambil. Di antaranya:

Pertama, tidak ada yang lebih nikmat dari menjalankan perintah Allah dengan tujuan untuk menggapai ridhaNya. Meskipun pada awalnya perintah tersebut terkesan tidak nyaman untuk dijalani, tetapi jika dilaksanakan dengan tawakal dan ikhlas, pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menanti. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-Insyirah ayat 5: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

Kedua,Allah memberikan perintah kepada hambanya bukan dengan tujuan untuk mencelakakan hambanya. Tetapi untuk memuliakan hambanya. Contohnya seperti ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya demi melaksanakan perintah Allah dan menggapai ridhaNya. Pada akhirnya Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba.

Ketiga, hendaknya seorang hamba sabar dalam menjalankan perintah Allah, ber-husnu zhan atas segala takdir Allah, serta yakin bahwa setiap peristiwa insyaAllah akan selalu ada hikmahnya. Sebagaimana ketika Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk meninggalkan Siti Hajar dan menyembelih Nabi Ismail. Kedua peristiwa tersebut menjadi sebab adanya ibadah sa’i dan berqurban di hari ini.

Keempat, pentingnya pendidikan mengenai tauhid, karena pendidikan inilah yang menjadi dasar dari segala sifat mulia seperti tawakal dan mahabbatullah. Contohnya pada peristiwa penyembelihan Nabi Ismail. Pada peristiwa tersebut Nabi Ibrahim mencontohkan kepada anaknya sikap tawakal dalam menjalankan perintah Allah. Maka sifat inilah yang kemudian dicontoh oleh Nabi Ismail, di mana ia pun juga ikhlas dalam menjalankan perintah Allah.

Kelima, adab dalam mencintai. Poin penting ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya. Kedua sosok Nabiyullah itu mendahulukan rasa cinta mereka kepada Allah dibandingkan rasa cinta mereka kepada makhluk. Karena keduanya yakin bahwa akan selalu ada hikmah dibalik takdir Allah, meskipun takdir itu buruk.

Keenam, pentingnya penerapan adab dalam berkomunikasi, yakni menyesuaikan bahasa dengan lawan bicara. Sebagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang saling memanggil dengan panggilan yang bermakna penuh kasih sayang.

Maka dari berbagai hikmah yang terdapat dalam potongan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya, dapat disimpulkan tentang adanya hikmah dibalik pelajaran sejarah. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Q.S Yusuf ayat 111, yang artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal ….”

Idul Adha dan Tradisi di Pondok

Setelah sholat ‘Ied panitia dan santri segera melaksanakan penyembelihan hewan qurban. Alhamdulillah, tahun ini ada 14 ekor kambing dan 2 ekor sapi.

Selesai penyembelihan, sebagian santri lain segera melaksanakan tugasnya masing-masing. Tugas-tugas itu mulai dari menguliti, memotong tulang, membersihkan organ dalam, mengemas, mengolahnya, sampai mendistribusikan ke seluruh warga pondok dan sekitarnya.

Sebelumnya warga di sekitar At-Taqwa telah dibagikan kupon. Setelah Zuhur, para warga sudah bisa mengambil pembagian daging qurbannya masing-masing. Setelah menyelesaikan seluruh runtutan agenda ‘Idul Adha tahun ini, seluruh santri pun beristirahat dan menikmati daging qurban yang dimasak menjadi berbagai macam masakan.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086