Kunjungi Minha, Santri Pristac Telusuri Kembali Sejarah Islamisasi Indonesia

Pada Ahad, 26 November 2023 santri PRISTAC telah memasuki hari kedua Rihlah Sejarah. Hari ini para santri memulai perjalanan dengan mengunjungi Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari (MINHA). Museum ini terletak di Tebuireng, Jombang. Museum ini sudah beroperasi sekitar lima tahun sejak tahun 2018.
Di museum ini, para santri dipandu oleh salah satu petugas dari MINHA. Pemandu mulanya menjelaskan sekilas mengenai museum ini. Museum ini terdiri dari tiga tingkat dengan isi tema yang berbeda. Setelah menyampaikan pengantar, para santri diajak untuk memasuki ruang theatre museum untuk menonton video singkat yang menjelaskan masuk dan perkembangannya Islam di Indonesia.
Video itu menjelaskan bahwa setelah Rasulullah wafat, para ulama membawa masuk Islam ke Pantai Utara Sumatera. Dijelaskan juga bahwa salah satu jejak Islam yang paling tua di Indonesia adalah makam Fatimah binti Maimun yang berada di Gresik. Dari bukti tertulis pada batu nisan makam Fatimah binti Maimun, dapat diketahui bahwa ia wafat pada sekitar tahun 1200-an. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia sebelum tahun tersebut.
Pemandu menjelaskan tersebarnya Islam di Indonesia dilakukan dengan cara yang damai. Para Ulama yang menyebarkan Islam membaur dengan masyarakat lokal dengan cara berdagang dan menikah. Bahkan hubungan Islam dan masyarakat lokal terjadi toleransi budaya dan adat-istiadat. Kebiasaan masyarakat sebelum datangnya Islam tetap dilestarikan selagi tidak bertentangan dengan inti ajaran Islam. Bahkan, menurut pelajaran sejarah yang kami pelajari di pesantren, Islamisasi juga berarti penyempurnaan adat-istiadat tersebut.
Setelah selesai menonton video, para santri pun diajak untuk melihat koleksi-koleksi Museum. Di museum ini, para santri dijelaskan tentang banyaknya koleksi-koleksi yang berhubungan dengan proses Islamisasi di Indonesia. Mulai dari kerajaan Aceh hingga kerajaan yang ada di Papua. Salah satu koleksi yang terdapat pada kerajaan aceh adalah meriam Kesultanaan Aceh yang berasal dari Turki Utsmani yang digunakan untuk melawan musuh.
Dari Kerajaan Cirebon salah satu koleksinya adalah bendera kerajaan. Menariknya bendera tersebut mengandung corak-corak keislaman. Seperti terdapat lafadz allah dan Nabi Muhammad. Tidak hanya dua kerajaan tersebut, masih banyak koleksi yang erat kaitannyadengan Islamisasi dapat kita temukan di sini.
Setelah melihat benda-benda kuno yang berada di museum, setiap benda dijelaskan oleh sang pemandu. Masing-masing benda dijelaskan mulai dari tempat asal benda, lama waktu benda serta tambahan penjelasan lainnya. Setelah itu, dilanjut dengan sesi diskusi.
Dari hasil penjelasan pemandu dan berkeliling museum para santri pun bisa mengambil hikmah dari perjuangan para pendakwah bahwa cara dakwah yang Islam ajarkan bukan hanya dengan berperang saja. Melainkan juga bisa dilakukan cara halus seperti orang Arab yang berdakwah melalui jalur perdagangan dan pernikahan. Hikmah lain yang bisa di ambil adalah bahwa saat orang muslim menyebarkan agama Islam mereka tidak merugikan dari pihak yang didakwahi. Tempat-tempat yang pernah di dakwahi tersebut justru menjadi berkembang, makmur, dan damai. (Editor: Reisya)