Kitab Nurul ‘Uyun: Mengkaji dengan Hati Menuju Ridho Illahi
Oleh: Muhammad Miftah Hasan (Santri PRISTAC – Pesantren at-Taqwa Depok, 18 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Pada Kamis (malam Jum’at), Pesantren at-Taqwa mulai mengadakan kajian kitab Nurul ‘Uyun serta mengkhatamkannya di Mushola Taman Adabi pada Sabtu, 8 Oktober 2022 bersama Ustadz Bana Fatahillah, Lc.. Acara ini di ikuti oleh seluruh santri dari ikhwan maupun akhwat. Kitab Nurul ‘Uyun ini ditulis oleh al-Hafidz Sayyidinnas yang berasal dari Andalusia. Ia lahir pada tahun 671 H dan wafatnya pada tahun 734 H. Sebab ia membuat kitab ini adalah agar kita bisa mengenal lebih dekat Nabi Muhammad SAW.
Kajian kitab ini diadakan pada bulan yang mulia yaitu bulan Rabiul Awal. Dengan mengkaji sifat-sifat dan ciri-ciri Nabi Muhammad SAW di bulan yang mulia ini adalah salah satu cara agar kita bisa menunjukkan bagaimana kecintaan kita pada Nabi Muhammad SAW. Membaca Siroh Nabawiyah atau sejarah tentang Nabi akan membuat kita semakin mengetahui seluk-beluk kehidupan beliau sampai-sampai cinta kita pada beliau semakin bertambah. Salah satu yang menunjukkan mengapa seseorang cinta pada orang lain di antaranya dengan banyaknya menyebut nama orang tersebut.
Dalam pembacaan kitab Nurul ‘Uyun guru kita, Ustadz Bana, mensyarahkan dengan penuh penghayatan tatkala membahas sifat-sifat nabi yang sangat mulia. Dua santri PRISTAC ada yang membantu membacakan kitab tersebut. Jadi ketika santri membaca kitab tersebut, guru kita mengartikan dan mensyarahkan.
Di pertemuan pertama guru kita menjelaskan tentang bagaimana nasab Nabi Muhammad SAW. Bahwa Nabi Muhammad memiliki nasab yang sangat baik: Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushoi bin Kallab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Gholib bin Fahar bin Malik bin Nadir bin Kinaanah bin Khazimah bin Mudrakah bin ilyaas bin Mador bin Nazaar bin Mu’ad bin ‘Adnaan. Lalu sifat fisik Nabi Muhammad SAW yang membuat orang-orang suka padanya: beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek juga, bersinar wajahnya pada malam hari, dan memiliki wibawa dalam dirinya. Pada akhlaknya, Nabi Muhammad SAW membuat orang suka berada di dekatnya: beliau selalu menyebar senyum, menjenguk orang sakit, dan mendo’akan orang-orang.
Penjelasan cukup mendalam dijelaskan oleh Ustadz Bana. Tidak sedikit yang mendengarkan kajian ini, tetapi saking fokusnya mendengarkan kisah Nabi sampai terbawa ke alam lain. Guru kita mengingatkan untuk membawa minum atau kopi agar lebih nikmat mendengarkannya.
Pada pertemuan selanjutnya pada malam Sabtu, guru kami membahas kitab sampai masalah-masalah yang kecil seperti bagaimana makannya Nabi: beliau tidak memakan sedekah akan tapi beliau memakan apa yang dihadiahkan padanya dan beliau juga tidak berlebihan dalam makan. Lalu bajunya Nabi: beliau memakai baju yang berbahan wol, kemeja, dan tidak berlebihan (berbahan emas). Bagaimana becandanya Nabi? Beliau bercanda tidak berlebihan hingga menyindir dan menyakiti hati orang lain.
Pertemuan ini secara tidak langsung menyindir kita semua, seperti becandanya Nabi yang selalu menjaga perkataan dan perilaku tatkala bercanda. Beliau tidak ingin hati orang yang diajak becanda sakit atau tersindir keras sebab becandanya Nabi juga masih menggunakan akhlak. Berbeda dengan kita yang selalu bercanda tanpa tahu batas. Semoga kita bisa selalu dalam perlindungan-Nya.
Kajian dimulai lagi pada pagi hari di hari sabtu. Ustadz Bana menyebutkan siapa saja istri-istri Rasulullah: dimulai dari khadijah, Saudah, Aisah, Hafsah, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Zainab bintu Jahsyi, Juwairiyah, Shofiyah, Maimunah, dan Zainab bintu Khazimah. Ada juga istri-istri yang tidak tertulis populer di dalam sejarah atau riwayat lain, seperti Fatimah bintu Dihhaq, Asma bintu Ka’ab, dan masih banyak lainnya.
Anak-anak Nabi Muhammad juga disebutkan: dimulai dari Qasim, ‘Abdillah, Ibrahim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Semua anak laki-laki Nabi meninggal tatkala mereka semua masih kecil.
Kajian di pagi hari ini ada istirahat khusus 30 menit, agar kita bisa istirahat dan melaksanakan Sholat Dhuha. Kajian dimulai lagi pada jam 10, maka semua santri harus sudah berada di masjid.
Pada bab sebelum akhir dijelaskan tentang bagaimana Mu’jizat Nabi Muhamnmad SAW. Banyak kisah yang dijelaskan di bab tersebut. diantaranya mu’jizat Rasulullah ialah al-Qur’an, isra’ miraj, dan pembelahan bulan. Saat pembelahan bulan banyak orang-orang yang menyaksikan bagaimana proses pembelahan tersebut. Kejadian yang banyak disaksikan oleh orang lain lagi ketika Nabi Muhammad mencelupkan tangannya ke wadah dan mengangkatnya lalu keluarlah air dari jari-jari Nabi Muhammad dan menyuruh para sahabat minum dari air tersebut hinga ada yang berwudhu dari air itu. Kejadian ini disaksikan oleh Jabir bin Abdillah dalam salah satu hadits Jabir mengatakan “Wallahi bahwa tangan Rasulullah mengeluarkan airâ€, dan ia meminum hingga seluruh tenggorokannya terisi full oleh air tersebut sebab ia berfikir mungkin saja kejadian ini tidak terjadi kedua kali.
Di akhir bab, kitab ini menjelaskan kejadian wafatnya rasulullah. Bagaimana terkejutnya para sahabat ketika mendengar Rasulullah wafat. Salah satu orang yang tidak menyakini bahwa Rasulullah wafat ialah Umar bin Khatab ra. Ia mengatakan “Siapa yang percaya bahwa Rasulullah telah wafat maka akan kutebas lehernya!†Akan tetapi Abu bakar menenangkannya hingga Umar pun menangis dan percaya bahwa Rasulullah telah wafat.
Di akhir kajian kitab Nurul ‘Uyun, guru kita membagikan ijazah pada kita dan memberikan nasihat supaya kita bisa mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari terutama kitab Nurul ‘Uyun ini. Banyak santri yang meminta tanda tanggan guru, dan foto bareng bersamanya agar bisa menjadi kenangan. (Ahd.)