Kejutan! Kedatangan Tamu dari International Youth Camp for Peace and Prosperity, Pesantren at-Taqwa Depok Gelar Seminar Islamic Worldview dan Aplikasinya dalam Pendidikan

Oleh: Hana Azizah dan Rahma Cita Ridhwani (Santriwati PRISTAC - Setingkat SMA - Pesantren at-Taqwa Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Pada Jum'at, 4 Agustus 2023, Pesantren At-Taqwa Depok mengadakan seminar mengenai Islamic Worldview. Seminar ini dibawakan oleh salah satu guru Pesantren At-Taqwa, yaitu Ustadzah Dr. Rahmatul Husni S.Hum., M.Pd. I. Beliau merupakan doktor lulusan termuda di Universitas Ibn Khaldun, Bogor (UIKA). Ia juga mengajar beberapa mata pelajaran di Pondok Pesantren At-Taqwa, di antaranya Psikologi Islam, Kajian Ulama Wanita, Fiqih Munakahat, dan lain sebagainya. Otoritasnya dalam menyampaikan tema ini tidak perlu dipertanyakan lagi.

Menarikanya, Seminar ini diselenggarakan untuk menyambut dan atas kerja sama dengan para mahasiswa dan mahasiswi dari International Youth Camp for Peace and Prosperity. Mereka adalah para student dari berbagai negara seperti; Malaysia, Thailand, Singapura, Kamboja, Vietnam, Filipina, dan Myanmar. Keberagaman para hadirin dalam seminar ini pun menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Kedatangan para mahasiswa tersebut adalah dalam rangka ingin bersilaturahim dan mengenal Pesantren At-Taqwa Depok yang dikenal kerap melakukan kunjungan di berbagai tempat di Malaysia serta mengadakan penyajian makalah di hadapan audiens dari berbagai negara.

Penyampaian yang jelas, ringkas, dan tersusun rapi dari Dr. Rima (panggilan Dr. Rahmatul Husni di Pesantren At-Taqwa Depok) serta kedatangan para tamu dari mancanegara menambah antusiasme para peserta. Santri yang mengikuti seminar kali ini adalah santri PRISTAC 2 – setingkat SMA – dan ATCO (At-Taqwa College). Acara berjalan menyenangkan dan kondusif serta terjadi diskusi yang aktif antara narasumber dan peserta.

Master of Ceremony dan Penanggung Jawab Acara, Ustadz Azzam Habibullah membuka acara dan dilanjutkan dengan lantunan ayat suci al-Qur’an yang dibacakan oleh Khalid Aqil dari mahasantri At-Taqwa College. Acara kemudian dilanjutkan dengan Welcome Speech dari Sekertaris Jendral Pesantren At-Taqwa Depok, Ustadz Dr. Suidat sebagai perwakilan majelis pimpinan pesantren. Sambutan ini dibawakan dalam Bahasa Arab-Melayu dengan aksen Indonesia.

Di dalam sambutannya, Ustadz Suidat mengingatkan kembali para peserta, bahwa dari mana pun kita berasal, apapun warna kulit kita, bagaimanapun aksen bicara kita, kita tetap terikat dalam ukhuwah Islamiyyah, dan terikat kewajiban saling tolong menolong dan saling berbagi ilmu. Ia juga menguatkan silaturahim dalam kegiatan ini dengan menjelaskan bahwa di Pesantren At-Taqwa Depok sendiri terdapat pelajaran Naskah Arab-Jawi, yakni bahasa yang menyatukan kebangsaan-Muslim di rantau Kepulauan Melayu.

Sambutan setelahnya dibawakan oleh perwakilan dari Pondok Pesantren Hidayatullah, Dr. Mudzakkir Utsman asy-Syarif. Pada intinya beliau ingin mengingatkan bahwa “… We as umat Muslim have a same principe that the most important thing to learn in this era is Islamic thought and worldview…. So development of science and technology should become a potential to human being to get closer to Allah SWT …”

Setelah usai pembukaan, masuk pada materi inti, yang disampaikan oleh Dr. Rahmatul Husni. Dalam pembahasannya, Dr. Rahmatul Husni atau yang akrab panggil Ustadzah Rima, memulai dengan menjelaskan sejarah perkembangan sains dan peradaban Barat secara ringkas. Ia mengatakan, “… Their history of science and civilization development is really came from nothing …”

Pada zaman ketika gereja dan Kristen mendominasi kekuasaan di Eropa (Barat), perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah lambat. Bahkan setelah mereka mengambil banyak dari leluhur mereka, Romawi, mereka tetap berkembang dengan lambat, malah semakin buruk. Masa inilah dikenal dengan sebutan Dark Age, yakni puncak kemunduran mereka. Ciri utama masa ini, ialah ketika doktrin gereja mengalahkan rasio, serta perkembangan ilmu pengetahuan yang dianggap sebagai suatu dosa yang hina di mata Tuhan, sehingga semua itu tertolak dengan tegas.

Namun keadaan peradaban Islam justru sedang berada di masa baiknya. Pemerintahan Islam di bawah kekuasaan Bani Abasiyyah saat itu, amat menghormati dan memuliakan ilmu pengetahuan. Penerapan nilai agama juga digalakan dalam sains, sehingga cara pandang dalam melihat satu fenomena alam atau segala hal ilmu pengetahuan tidak lepas dari kacamata Islam. Inilah yang disebut sebagai Islamic worldview, yang mana Islamlah sebagai tolak ukur dalam segala hal, termasuk ilmu pengetahuan. Maka ketika sains dipisahkan dari unsur agama dan hanya dipandang melalui hal-hal materialistik, hasilnya pun ialah ilmu yang secular, sebagaimana pendapat S.A. Ashraf.

Worldview seperti inilah yang digunakan oleh Barat, sebagai pengaruh dari traumanya terhadap agama (Kristen) pada masa Dark Ages. Hal ini pulalah yang melahirkan kekacauan ilmu, confusion of knowledge, yang menurut SMN Al-Attas adalah salah satu dari tiga mata rantai ‘lingkaran setan’ yang menyesatkan umat manusia.

Berdasarkan pemahaman dan kesadaran penting ini, Pesantren At-Taqwa menerapkan sistem kurikulum yang berbeda, yaitu mendasarkan segala pembelajaran pada konsep penanaman adab. Sebab, menurut SMN al-Attas pemutusan mata rantai ‘lingkaran setan’ tadi, lebih memungkinkan jika dimulai dengan mencegah fenomena loss of adab. Maka hal inilah yang mendorong pentingnya penerapan adab dalam satu sistem pendidikan. Namun perlu ditegaskan bahwa kesadaran ini hanya didapat ketika manusia telah memakai Islamic worldview dalam segala aspek.

Untuk itu Pesantren At-Taqwa Depok dengan kesadaran akan pentingnya Islamic worldview dan penanaman adab, mengutamakan tiga pilar utama dalam kurikulumnya. Yaitu;

Pertama, Adab. Islamization Knowledge. Seperti yang telah disampaikan tadi, Pesantren At-Taqwa Depok mengutamakan Pendidikan berbasis adab. Di sini, pengamalan adab lebih bernilai daripada sekedar angka di kertas. Singkatnya, adab menjadi prioritas dalam penilaian setiap individu, di samping penilaian akademik.

Kedua, Kitab. Pemateri menyampaikan bahwa prinsip kami adalah “Moslem Nations need to strengthen their intellectuals by linked to the classical resources”. Mudir pondok pun pernah menjelaskan bahwa kitab di sini bisa mencakup buku-buku ilmiah. Jadi tidak hanya sekedar kitab klasik para ulama, tapi buku-buku ilmiah pun masuk dalam katagori.

Ketiga, Silat. "Students are taught the skills required at home and self-defense mechanism," kata Ustadzah Rima.

Melalui tiga kurikulum di atas, Pesantren At-Taqwa menegaskan keinginannya melahirkan manusia baik, atau Bahasa SMN al-Attas good man. Manusia seperti ini ia akan meletakkan segala sesuatu sesuai dengan porsinya, sesuai dengan otoritasnya (beradab). Ia juga akan memahami tujuan hidupnya, sehingga tahu bahwa dunia ini fana dan akhirat adalah segalanya. Maka orang seperti inilah yang senantiasa menggunakan Islamic worldview sebagai basis pemikirannya atau cara pandangnya terhadap sesuatu.

Disela-sela sesi tanya jawab, selain bertanya tentang tema seminar, para tamu undangan juga penasaran tentang kegiatan serta pelajaran yang diajarkan di Pesantren At-Taqwa. Untuk pertanyaan seputar ini, para santri diminta menjawab langsung dengan bahasa Inggris. Majulah beberapa santri PRISTAC seperti Farrel Ahmad Wicaksana dan Fathimah Fauziah untuk menjelaskan berbagai pertanyaan para tamu dengan bahasa Inggris. Tanpa diduga, para tamu berbaik hati memberikan reward atas kesediaan santri menjawab pertanyaan mereka. Reward tersebut berupa beberapa lembar uang dengan mata uang berbeda dari tiap-tiap negara.

Acara diakhiri dengan ramah tamah antar santri dan para camp student. Mereka saling berkenalan satu sama lain dan berfoto-foto bersama. Sejujurnya, acara silaturahim ini merupakan acara yang dilaksanakan secara mendadak. Pihak tamu baru memberi-tahu kedatangannya beberapa hari sebelumnya. Pihak Pesantren At-Taqwa Depok pun sebetulnya ingin menyiapkan acara lebih baik karena kedatangan tamu internasional. Tapi berita kedatangan itu sebetulnya juga merupakan kejutan bagi guru dan santri Pesantren At-Taqwa Depok. Bisa kedatangan tamu internasional sekaligus berkenalan dan menjalin silaturahim merupakan pengalaman berharga bagi Pesantren At-Taqwa Depok, khususnya para santri Pesantren At-Taqwa Depok. (Editor: Alima/Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086