Ke Mojokerto, Belajar Sejarah Kerajaan Majapahit dan Indonesia Masa Pra Islam
Oleh: Adhwa Aulia Estetika Putri (Santri SMP Pesantren At-Taqwa Depok, 14 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Santri 3 SMP Pesantren At-Taqwa Depok, pada Selasa (25/11/25), mengunjungi Museum Majapahit Trowulan Mojokerto, Jawa Timur. Museum ini didirikan oleh RAA Kromojoyo Adinegoro (Bupati Mojokerto) dan Henricus Maclaine Pont (atsitek asal Belanda). Museum ini menyimpan banyak peninggalan di masa Kerajaan Majapahit.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program Rihlah Sejarah usai menjalani pembelajaran selama satu bulan di Pandaan, Jawa Timur. Melalui kunjungan ini, para santri diharap dapat belajar langsung tentang sejarah Majapahit.
Secara lebih luas, para santri juga diharap bisa belajar sejarah Indonesia masa pra Islam. Masa ini penting untuk melihat bagaimana Islam berkembang dan menyebar dalam kondisi sosial budaya yang sangat berbeda dari lanskap kebudayaan Arab.
Museum Majapahit terbagi menjadi beberapa ruangan. Di ruangan pertama, para santri diperlihatkan salah satu peninggalan yang terbuat dari bahan terakota, yakni sumur Jobong. Kedalamannya kurang lebih 500 meter. Ia menjadi salah satu sumber air Kerajaan Majapahit. Mereka juga diperlihatkan patung dan arca-arca bekas peninggalan, salah satunya Arca Bhirawa.
Di ruangan kedua, para santri diperlihatkan beberapa batu nisan yang tulisannya menggunakan Bahasa Arab. Ini adalah salah satu bukti bahwa sudah ada penyebaran agama Islam di zaman tersebut.
Memasuki ruangan ketiga, mereka diperlihatkan salah satu hiasan yang dianggap sebagai simbol Kerajaan yang disebut dengan Surya Majapahit. Hiasan ini memiliki delapan sudut yang menggambarkan arah mata angin.
Terdapat juga arca-arca tiga dewa utama yaitu Dewa Siwa, Brahma dan Wisnu. Para santri juga diperlihatkan bukti-bukti kemajuan teknologi dan ekonomi di masa kerajaan Majapahit.
Beberapa di antaranya: keris yang terbuat dari biji besi yang berasal dari pulau Kalimantan dan Sulawesi, kapal yang dahulu digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan barang perdagangan, sampai celengan uang koin serta timbangan yang digunakan untuk berdagang.
Di ruangan terakhir, para santri diperlihatkan koleksi yang terbuat dari batu, bentuk rumah yang digunakan pada zaman Majapahit yang terbuat dari batu bata merah dan kayu. Ternyata terdapat selokan kecil di sekeliling rumah tersebut yang berfungsi untuk menghindari banjir.
Di ruangan ini juga terdapat arca salah satu dewa ilmu pengetahuan yang bernama Ganesa. Dewa ini digambarkan berbentuk seperti gajah dan tangan kanannya memegang sebuah cangkir dan belalainya selalu mengarah ke cangkir itu, sebagai tanda bahwa Ganesa adalah sosok yang haus akan ilmu pengetahuan.
Tidak jauh dari tempat itu mereka dapat melihat bekas peninggalan Situs Pemukiman Segaran. Pemukiman ini menjadi salah satu bukti konstruksi Kerajaan Majapahit terbuat dari batu bata. Di tempat ini para santri melihat bekas galian serta sisa-sisa batu bata merah juga alat konstruksi lain bekas Pembangunan pemukiman Segaran ini.