Ke Malang, Silaturahmi Ke Pesantren Nurul Haromain

Oleh: Nada Salsabila (Santri SMP Pesantren At-Taqwa Depok, 15 Tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Santri 3 SMP Pesantren At-Taqwa Depok, pada Senin (24/11/25), mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Haromain yang terletak di daerah Pujon, Malang. Mereka ditemani oleh dua guru At-Taqwa dan Ustadz Muhim Kamaluddin. 

Pesantren Nurul Haromain didirikan oleh KH. Ihya Ulumiddin atas perintah gurunya, ulama besar Mekah Abuya Dr. As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani.

Kunjungan ini, merupakan bagian dari program Rihlah Sejarah usai menjalani pembelajaran selama satu bulan di Pandaan, Jawa Timur. Melalui kunjungan ini, para santri bisa belajar langsung tentang pondok pesantren lain. 

Para santri disambut oleh Ustadz Bahrudin Muthahhir (pemegang cabang Nurul Haromain), Ustadz Muhin, Ustadz Masyhuda, dan Usatadz Abdullah Sahlan Najih. 

Ustadz Masyhuda menceritakan bahwa, saat Abuya membangun Ponpes Nurul Haromain, beliau tidak menggunakan sepeser pun uang dari orang lain. Jadi, benar-benar uang beliau seutuhnya. 

Bukan berarti beliau tidak ingin menerima bantuan. Tapi beliau ingin betul-betul memastikan kalau sumber pemasukan untuk lembaga pendidikan bagi para penuntut ilmu, itu harus halalan thayyiban

 “Selain dari hasil kerja keras, ponpes ini juga berdiri berkat doa-doa beliau,” jelasnya. 

KH. Ihya’ ‘Ulumuddin sendiri adalah Kyai besar yang sudah menulis banyak kitab. Salah satunya adalah kitab yang sudah para santri At-Taqwa kaji sampai selesai di Pandaan, yaitu, kitab Jalau al-Afham, Syarah Aqidatul Awam. Kitab itu ditulis di Mekah, dikoreksi langsung oleh Abuya. 

Para Ustadz yang menyambut itu juga memberikan nasihat-nasihat kepada para santri. Nasihat pertama, untuk jadi manusia baik, tidak cukup dengan belajar hal-hal yang baik. 

 “Sebagaimana yang dikatakan Imam Al - Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumuddin, supaya bisa baik, harus juga belajar langsung dengan orang sholeh, dan meminta doa kepada orang sholeh. Nah, begitulah cara melahirkan anak sholeh,” jelas salah satu dari mereka.

Kedua, usai belajar, jangan lupa mengajar dan berdakwah. Ustadz Bahrudin Muthahhir mengatakan “Sepengetahuan kami, Ponpes ini, adalah satu-satunya yang sangat menekankan serta mengembangkan dakwah di daerah Jatim.” 

Kelas dakwah di Ponpes ini, lanjutnya, terbagi tiga. Pertama, Haamil al-Da’wah, (pengembangan dakwah). Kedua, Naasyiir al-Da’wah (penyebaran dakwah). Ketiga, Naashiir al-Da’wah (penolong dakwah).

Terakhir, di mana pun dan kapan pun, tetap jadi manusia-manusia baik, yang beradab. Ustadz Bahrudin mengatakan, setidaknya ada tiga sikap yang ditekankan di Nurul Haromain dan dijadikan slogan pondok, yaitu jujur, semangat, ikhlas. 

 “Slogan ini, adalah hasil dari renungan yang panjang,” ujarnya.

 “Slogan ini mirip seperti slogan Ponpes At-Taqwa, hanya berbeda di ikhlas dan peduli saja. Namun, jika keduanya dikaitkan, maka akan menjadi benang merah” 

Selama di sana, Ustadz Abdullah Sahlan juga menemani para santri keliling, terutama di Villa “Maasya Allah”. Villa khusus dipersiapkan untuk Abuya Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi Al Maliki (putra Abuya Sayyid Muhammad).

Esok harinya (25/11) para santri berkunjung ke rumah Abi Ihya’ Ulumuddin. Abi Ihya’ memberikan kitab karangannya, Jalau al-Afham beserta tanda tangannya, kepada Pesantren At-Taqwa. Beliau juga memberikan sertifikat sanad kitab tersebut.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086