Insight Subuh Dr. Adian: Bermedsos dengan Hati-Hati, Jangan Jadi Korban Hoaks
Oleh: Ishom Qiwamul Umam (Santri SMA At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Senin, 17 November 2025, santri At-Taqwa mengikuti rutinitas insight subuh di Hotel Alamis, Kuala Lumpur. Dalam sesi pagi itu, Ketua Umum DDII, Dr. Adian Husaini, menyampaikan tausiyah bertema kewaspadaan dalam menerima informasi di era digital.
Beliau membuka kajian dengan membaca Surat Al-Anam ayat 112, yang menjelaskan bahwa setan itu terdiri dari dua golongan: setan dari bangsa jin, dan setan dari golongan manusia.
Menurut Dr. Adian, golongan kedua justru lebih berbahaya karena mereka memiliki akal, kecerdikan, dan kemampuan menyusun tipu daya yang lebih halus.
Dalam penjelasannya, Dr. Adian menyinggung kembali kisah dalam Al-Quran tentang bagaimana setan menggoda Nabi Adam dan Hawa untuk mendekati pohon larangan. Godaan itu bukan sekadar rayuan biasa, melainkan tipu daya yang dibungkus dengan kata-kata yang memukau dan meyakinkan.
“Setan mengatakan bahwa Allah melarang memakan buah itu karena jika dimakan, kamu akan menjadi kekal di surga,” jelasnya.
“Setan mengatakan bahwa Allah melarang memakan buah itu karena jika dimakan, kamu akan menjadi kekal di surga,” jelasnya.
Kata-kata ini sangat menggoda, hingga akhirnya Hawa tertipu dan terpengaruh. Dr. Adian menegaskan, setan akan melakukan apa pun untuk membuat manusia tersesat. Dan cara mereka tidak kasar, melainkan halus, menarik, dan sering terlihat masuk akal.
Menghubungkan kisah itu dengan kondisi saat ini, Dr. Adian menyampaikan bahwa godaan setan masa kini banyak hadir melalui kabur-kabar palsu, manipulasi opini, dan konten menyesatkan di media sosial.
“Hari ini, setan menggoda manusia bukan hanya lewat bisikan, tetapi juga lewat layar HP,” ujarnya.
Di era medsos yang penuh hoaks, fitnah, dan provokasi, umat Islam wajib melakukan tabayyun, yaitu memeriksa kebenaran setiap kabar sebelum menyebarkannya. Tanpa tabayyun, seseorang sangat mudah: termakan berita palsu, ikut menyebarkan fitnah, melukai orang lain, dan akhirnya merugikan dirinya sendiri.
Fitnah yang tersebar melalui media sosial dapat menyebabkan permusuhan, perpecahan, dan bahkan kerusakan besar di tengah masyarakat.
Dr. Adian menegaskan bahwa media sosial bukan tempat bermain-main. Orang beriman harus sangat berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Setiap muslim mesti bertanya pada dirinya sendiri: “Apakah kabar ini benar? Apakah saya sudah memastikan? Apakah ini membawa maslahat atau justru mudarat?”