Habib Ahmad al-Baaghil: Begini 5 Kiat Sukses Belajar
Oleh: M. Kareem Abdul Jabbar (Santri SMP Pesantren At-Taqwa Depok, 14 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Di tengah pembelajaran 1 bulan di Pandaan Jawa Timur, kami, Santri 3 SMP Pesantren At-Taqwa Depok, pada Rabu (19/11/25), bermulazamah ke Rumah Habib Ahmad al-Baaghil. Ini adalah ajakan dari guru kami di sana, Ustadz Rijal, usai mengkhatamkan kitab Adabul Alim wal Mutaallim bersamnya.
Habib Ahmad al-Baaghil menyambut kami dengan begitu lembut dan hangat. Kami disuguhi makanan dan minuman. Beliau menanyakan bagaimana kehidupan kami selama belajar dan hidup di Pesantren At-Taqwa. Beliau pun memberikan sebagian cerita dari hidupnya saat masih mondok.
Sembari beramah tamah, kami menyempatkan diri untuk meminta nasihat kepada Habib Ahmad al-Baaghil perihal kiat sukses dalam menuntut ilmu. Tentu bukan hanya supaya bisa paham ilmu, tapi juga dapat berkah ilmu.
Nasihat pertama dari beliau, jangan pernah bosan untuk belajar memahami ilmu, di mana pun dan kapan pun.
“Kepada siapa pun, asalkan orangnya baik dan benar, dengerin aja, paham atau gak paham itu Allah yang urus, yang penting kita sudah berusaha untuk belajar dan memahami ilmu yang telah dijelaskan oleh para ustadz dan ustadzah,” tuturnya.
Kata beliau, otak itu seperti “hard disk”. Kala belajar, otak sedang memindahkan file dari pikiran ustadz ke pikiran kita. Sering kali perpindahan itu tidak instan, tapi memiliki waktu yang kadang lama namun bisa juga sebentar.
“Jika waktu belajar, belajarlah dengan serius dan jika waktu istirahat, istirahatlah sepenuhnya. Jangan menggabungkan kedua waktu tersebut, karena nanti bisa membuat kita jadi stres,” ujarnya.
Maka soal ini, menurut beliau, kita harus punya mindset bahwa “mondok itu waktunya sebentar.” Kata Habib, “Jangan masang target mondok lama-lama, karena nanti kita akan bosen dan meremehkan waktu, karena masih banyak waktu yang akan datang. Cukup sebentar saja dengan serius belajarnya.”
Kedua, jangan bosan menghafal. Modal pemahaman tidak cukup tanpa hafalan, sebab kita bisa lebih cepat lupa dengan ilmu tersebut.
Ketiga, jangan pernah menghilangkan rasa penasaran terhadap ilmu sehingga membuat mau bertanya dan belajar lebih luas.
“Rasa itu penting supaya kita tidak hanya tertuju kepada satu ilmu saja. Ia juga penting supaya ilmu yang sekarang kita belum pahami akan dapat dipahami suatu saat nanti, dan ini semua atas izin Allah,” ucapnya.
“Jangan pernah malu menanyakan hal-hal yang belum paham, karena orang yang tidak akan sukses adalah dua, yaitu: malu dalam bertanya dan sombong atas ilmunya,” tegas Habib lagi.
Keempat, Jangan banyak membuat pelanggaran selama belajar. Karena nanti dapat tertanam rasa benci terhadap ustadz dan ustadzah yang dapat menghalangi kita untuk mendapatkan keberkahan ilmu dari Allah melalui perantara mereka.
“Hormat kepada ustadz dan ustadzah. Ini adalah hal yang paling penting, karena guru kita adalah orang tua kita, sedangkan ridha Allah itu terletak kepada ridha orang tua,” tegasnya
Keimaa, jaga pergaulan. Bahkan kalau bisa, kata beliau, jangan terlalu banyak memiliki teman. Karena “teman”, sebagai orang terdekat, sangat mempengaruhi hidup kita. “Carilah teman yang baik, yang mengajak kepada kebaikan, meskipun sedikit jumlahnya,” ungkap Habib
Pembelajaran di Pandaan Jawa Timur merupakan program Rihlah Ilmiah Pesantren At-Taqwa Depok khusus santri kelas 3 SMP. Pembelajarannya terpusat di kediaman Dr. Ahmad Kholili Hasib, Madrasah as-Sunnah. Mereka mulai belajar di sana pada tanggal 26 Oktober kemarin. Masa pembelajarannya satu bulan. Mereka banyak belajar kitab-kitab klasik dan kepada para kyai di sana.