Diskusikan Persoalan Kontemporer Umat, Pesantren Al-Barkah Madura Kunjungi Pesantren At-Taqwa Depok

Oleh: Najda Khadijah Fadhilah (Santriwati ATCO Pesantren At-Taqwa Depok, 18 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Pada Senin, 16 Oktober 2023, Pesantren At-Taqwa Depok kedatangan rombongan Pesantren al-Barkah yang berasal dari seberang pulau, Madura. Rombongan yang terdiri dari para pimpinan, guru, dan puluhan santri kelas lima (setara dengan 11 SMA) itu tengah menjalani rihlah. Mereka mengunjungi sejumlah pesantren di pulau Jawa. Pada hari Senin sore, yang merupakan hari keempat rihlah, mereka tiba di Pesantren At-Taqwa Depok

Dengan banyaknya jumlah rombongan, silaturahmi kali ini berjalan cukup formal. Pukul 16.00, Ustadz Bana Fatahillah selaku moderator membuka acara sore itu. Selanjutnya, Ustadz Syamsul Bahri, pemimpin rihlah Pesantren al-Barkah dipersilahkan menyampaikan sambutan. Ia menyampaikan kondisi di daerah mereka sejak awal abad 20 yang diwarnai dengan animisme dan berbagai kekurangan dalam kebutuhan sehari-hari, listrik, dan lebih-lebih pendidikan. Sampai akhirnya terbentuknya Pesantren Al-Barkah pada tahun 1990. Hingga kini, seluruh santri muqim berjumlah dua ratus orang lebih dan berasal dari berbagai daerah. 

Rihlah ini pun telah berlangsung sejak tiga belas tahun lalu, dengan tujuan; memperkenalkan Pesantren Al-Barkah yang berasal dari daerah terpencil ini ikut berusaha menjadi benteng umat, serta membangun komunikasi dengan Pesantren Tinggi. Meski jika mengingat tempat asal mereka, ia mengakui bahwa tentu tantangan “anak-anak kepulauan” ini berbeda dengan yang berada di kota.

Kemudian Ustadz Dr. Muhammad Ardiansyah menyampaikan, bahwa banyaknya pesantren yang ada di Indonesia ini tidak menjadi pesaing bagi kita. Karena kita tak akan mampu mengurus seluruh kebutuhan umat sendirian. Itulah mengapa ada pesantren yang fokus dalam bidang tahfidz, entrepreneur, dan lainnya. 

Lalu pembicaraan dilanjutkan dengan mengenalkan Pesantren At-Taqwa Depok dengan sejarahnya sejak 1998 hingga hari ini. Ada pun kekhasan Pesantren At-Taqwa ada dalam bidang adab, kitab, silat, pemikiran kontemporer, dan kepenulisan. Pengenalan pun ditutup dengan video profil Pondok Pesantren At-Taqwa Depok yang bisa dilihat di channel YouTube.

Sesi selanjutnya adalah tanya jawab. Salah satu dari peserta bertanya mengenai pemikiran kontemporer yang terkesan berat untuk anak-anak seusia SMP, dan bagaimana cara menyampaikannya agar bisa diterima dengan mudah. Dr. Ardiansyah pun menjawab bahwa sejauh ini para santri dapat memahami berbagai pelajaran tentang pemikiran dengan baik.

Memang perlu untuk mengampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, salah satunya dapat dilihat dari trilogi novel KEMI yang ditulis Dr. Adian Husaini. Di samping itu, At-Taqwa memiliki guru-guru yang pakar dalam dunia pemikiran Islam. Itulah mengapa At-Taqwa percaya diri untuk memilih bidang ini. Perlu diingat bahwa pembekalan pemikiran kontemporer bagi para santri bertujuan setidaknya untuk membentuk “imunitas” mereka dalam hal pemikiran sebelum berbaur dengan “dunia luar”.

Tepat pukul setengah enam, Ustadz Dr. Suidat, selaku Sekretaris Jendral menyampaikan beberapa patah kata sebagai penutupan. Acara diakhiri dengan serah-terima kenang-kenangan dari Pesantren al-Barkah berupa kerajinan tangan berbentuk kapal dari bahan kayu dan foto bersama. (Editor: shf.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086