Berkesan! Inilah Puncak Dari Rangkaian Acara Tasyakkur 25 Tahun Perguruan At-Taqwa Depok

Oleh: Salma Kamila Santosa (Santriwati At-Taqwa College Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

“Ini merupakan sejarah penting. Perjalanan perguruan At-Taqwa Depok menjadi seperti sekarang ini!”, ungkap Ustadz Bana Fatahillah, Lc., Direktur Shoul-Lin al-Islami sekaligus ketua panitia Tasyakkur 25 Tahun Perguruan At-Taqwa Depok.

Acara wisuda santri Pesantren At-Taqwa yang diadakan pada 19 Juli 2023 atau tepat pada 1 Muharram 1445 H kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bertepatan dengan tahun ke-25 Perguruan At-Taqwa, wisuda ini merupakan bagian puncak dari rangkaian acara Tasyakkur 25 Tahun Perguruan At-Taqwa Depok yang ditutup dengan Kuliah Internasional dari Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud pada keesokan harinya.

Tidak hanya wali wisudawan/ti, acara ini bahkan turut mengundang Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud dan istri, Prof. Ratnawati Mohd Asraf; founder Akademi Jawi Malaysia, Muhammad Syukri Rosli, M.Phil.I.; Wali Kota Depok, jajaran asatidz Perguruan At-Taqwa, mulai dari TK hingga At-Taqwa College, perwakilan dari berbagai lembaga pendidikan; serta wali santri lainnya, hingga alumni.

Bertempat di Balairung Budi Oetomo, Hotel Bumi Wiyata, Depok, Acara wisuda yang diketuai oleh Ust. Bana Fatahillah, Lc, ini diisi dengan berbagai rangkaian acara seperti, pengenalan tentang profil Pesantren At-Taqwa; talkshow seputar sejarah At-Taqwa mulai dari tahun merintis sampai menjadi seperti saat ini oleh Dr. Adian Husaini, Ustadzah Mega Zainuri, dan Indra Supono; penampilan atraksi Syufu; prosesi wisuda dan kenaikan tingkat dari tingkat ATCO (At-Taqwa College) dan PRISTAC; pidato wisudawan; pembacaan puisi; presentasi tugas akhir wisudawan ATCO; sambutan Wali Santri; hingga pesan dan nasehat dari Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud.

Tujuan diadakannya acara ini, adalah supaya mengenalkan Perguruan At-Taqwa dan konsep pendidikan yang diterapkannya, terutama kepada banyak pihak yang berkecimpung dalam ranah pendidikan. Perguruan At-Taqwa Depok adalah sebuah lembaga pendidikan berbasis adab.

Adanya pendidikan berbasis adab sangat diperlukan saat ini, mengingat kondisi umat Islam yang sedang mengalami loss of adab (hilangnya adab) sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Syed Mohd Naquib Al-Attas. Hilangnya adab ini, menyebabkan kekacauan ilmu (Confusion of Knowledge), seperti contohnya tujuan-tujuan pragmatis dalam mencari ilmu yang banyak dilakukan hari ini.

At-Taqwa juga menekakan pendewasaan kepada para santri, dibandingkan dengan sistem yang umum digunakan di lembaga-lembaga pendidikan. Hal tersebut dikarenakan, menurut Dr. Adian Husaini, dalam Islam, anak usia 15 tahun telah memasuki usia dewasa. Tidak ada masa remaja.

Tidak hanya sekedar wacana, konsep tersebut telah diterapkan dan dibuktikan dengan hasil penulisan makalah bagi santri PRISTAC dan skripsi bagi mahasantri ATCO, yang usianya setara dengan usia anak SMA. Hasil penulisan makalah dan skripsi tersebutlah yang dibacakan pada prosesi wisuda dan kenaikan tingkat 44 santri (23 santri PRISTAC dan 21 Santri ATCO) Pesantren At-Taqwa Depok hari itu. Hal ini unik, mengingat penulisan ilmiah ini tidak lazim ditemukan dalam prosesi wisuda dan kenaikan tingkat anak seusia SMA.

Mudir Shoul-lin al-Islami itu, Ust. Bana Fatahillah, Lc, menuturkan bahwa setelah 25 Tahun Perguruan At-Taqwa ini, “… dengan segala konsep yang diterapkan harus lebih dikokohkan lagi, mengokohkan langkah dan menyatukan barisan.”

Para wisudawan Pesantren At-Taqwa Depok menyampaikan kesan-kesan mereka selama menjadi santri di At-Taqwa. Umumnya, para santri merasa puas dengan pendidikan yang diberikan. Meski lelah, namun rasanya hal itu tergantikan dengan apa yang telah mereka dapatkan selama belajar di sana, mulai dari pembelajarannya, di kelas maupun di luar kelas, para guru, teman, dan sebagainya.

Mereka bangga, Pesantren At-Taqwa telah mengasah mereka untuk menulis, mengenalkan mereka tentang Islamic worldview (pandangan alam Islam), hingga bela diri, dan pengalaman serta pembelajaran hidup yang mereka dapati selama mondok di Pesantren At-Taqwa.

Tak lupa kepada jajaran guru ponpes At-Taqwa, yang meskipun di antaranya telah bergelar doktor, masih mau mendidik anak-anak setingkat SMP dan SMA di pondok ini. Hubungan yang terjalin antara guru dan santri di sana pun menggambarkan bahwa hubungan antara guru dan murid itu bukan hanya sekedar hubungan administrasi, melainkan lebih dari itu. Begitulah tutur seorang wisudawan ATCO yang telah mengenyam pendidikan selama 6 tahun di At-Taqwa.

Seorang wisudawan lainnya juga turut menyampaikan kekagumannya terhadap Perguruan At-Taqwa yang telah merintis dari nol, hingga dapat seperti sekarang ini. Ia berharap, At-Taqwa menjadi semakin baik lagi dalam segala seginya, baik kurikulum hingga fasilitas, dan dapat melahirkan generasi yang dapat memajukan peradaban Islam.

Para santri mengucapkan terima kasih kepada jajaran guru dan semua yang turut andil dalam Perguruan At-Taqwa Depok atas segala perjuangan dalam mendidik selama ini. Semoga Allah Ta’ala membalas keikhlasan dalam segala pengorbanan yang diberikan. Semoga segala yang diberikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi para santri, di dunia dan akhirat.

Pesan dan nasehat Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud pada penghujung acara ini sangatlah berkesan. Menurutnya, hampir tidak ada Lembaga Islam pra-universitas yang melahirkan anak-anak muda seperti ini (at-Taqwa). Prof. Wan memuji, Perguruan At-Taqwa Depok lahir dari keberanian sahabatnya, yakni pengasas Perguruan At-Taqwa Depok, Dr. Adian Husaini. Dalam konteks keberanian ini, dia menggunakan ahli keluarga yang tersayangnya dalam program pendidikannya.

Menurut pemegang kursi Pemikiran Islam Prof. Muhammad Naquib al-Attas ini, setiap bangsa dan tamaddun besar, dulu dan sekarang, punya sistem pendidikan tersendiri yang unggul. Bangsa Yunani, India, Yahudi, Maya dan Aztec, dan bangsa-bangsa lain di Afrika, semua memiliki keunggulannya masing-masing. Tapi keunggulan mereka terbatas pada keunggulan duniawi dan kedaerahan, tribalistik. Keunggulan Islam berbeda. Keunggulan Islam diasaskan pada skema ilmunya yang duniawi dan ukhrowi, bukan tribalistic, tapi universal, bersifat global. (Editor: Ahd)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086