Bangga! Wali Santri Beri Pertanyaan Kritis dan Acungkan Jempol kepada Para Pemakalah: "Calon Pemimpin Umat di Era yang Gawat"

Oleh: Razan Muhammad Ihsan & Muhammad Kaysan Arashel (Santri PRISTAC—Tingkat SMA—Pesantren at-Taqwa Depok, 14 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Sabtu pagi itu, para santri PRISTAC nampak sibuk. Bukan hanya santri PRISTAC 2. Santri tingkat kedua di Pesantren Pemikiran itu masih bergumul menyiapkan presentasinya yang kali ini dilaksanakan di hadapan orang-tua dan wali santri. Meski bertajuk penyajian makalah santri PRISTAC 2, acara ini disiapkan oleh seluruh santri PRISTAC dari tingkat Matrikulasi hingga kelas 2. Sejak Jum’at sore, Faiq Abdul Hafizh dan Muhammad Ihsan selaku Koordinator Umum acara itu bersama seluruh panitia acara sibuk menata ruangan-ruangan untuk kehadiran orang-tua wali santri.

Pada hari Sabtu 3 Mei 2023 itulah diselenggarakan presentasi makalah santri PRISTAC 2 di Pesantren at-Taqwa Depok pada hari pertama. Presentasi ini akan dilaksanakan dalam dua hari, Sabtu-Ahad, 3-4 Juni 2023. Dalam sehari acara ini dilaksanakan pada 2 ruangan: Mushola Taman Adabi dan Perpustakaan at-Taqwa. Presentasi ini disaksikan oleh para guru, wali santri, serta santri. Sesi acara dimulai dengan pembukaan dan tilawah al-Qur’an, sambutan, kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari para santri, lalu disambung sesi tanya-jawab dari para wali santri dan diakhiri dengan penutup.

Di Mushola Taman Adabi, acara ini dimulai pada pukul 08:23 dengan pembukaan oleh MC serta pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dari Nabil Luqman, seorang santri PRISTAC 1. Mudir Pesantren Dr. Muhammad Ardiansyah menyampaikan sambutannya. Ia memulai sambutannya dengan sebuah cerita. Ceritanya, saat Dr. Ardiansyah selesai mengisi sebuah acara, seorang ibu datang menemuinya. Ibu itu bercerita tentang anak gadisnya yang saat ini suka memakai celana jins yang motifnya robek-robek. Ketika dinasehati oleh ibunya, anak itu menjawab bahwa itu adalah kebebasannya. Orang-tua tidak boleh memaksa. Ini adalah hak asasi kita!

Menurut doktor pendidikan adab ini, jawaban si anak merupakan dampak dari tantangan pemikiran yang kita hadapi saat ini. “Inilah yang kita hadapi di mana-mana. Tantangan pemikiran ada di mana-mana. Jangan pernah menganggap remeh tantangan pemikiran. Rusaknya amal itu lebih ringan daripada rusaknya pemikiran. Kalau pemikiran yang rusak, itu susah memperbaikinya. Tapi, kalau worldviewnya masih benar, jika seorang Muslim melakukan kesalahan, dia pasti akan merasa berdosa bahkan menangis. Jadi masih mudah memperbaikinya.”

Sedangkan di perpustakaan, sambutan disampaikan oleh Ust. Dr. Suidat, selaku Sekretairis Jendral Pondok Pesantren at-Taqwa. Setelah tilawah Qur’an yang dibacakan oleh Hamzah Fakhruddin, Dr. Suidat menyampaikan kesan dan pesannya. Dr. Suidat menyambut oran tua wali santri yang hadir dalam acara penting pada pagi itu. Ia juga memberi motivasi kepada para santri untuk lebih semangat dalam menuntut ilmu. “Selamat kepada para pemakalah semoga kalian bisa menampilkan hal-hal baru kepada kita, dan menyampaikan solusi kekacauan pada zaman sekarang,” ujarnya.

Setelah sambutan tersampaikan, santri mulai mempresentasikan makalahnya. Pada hari pertama ini, pemakalah yang tampil ada 11. Mereka adalah Abdurrahman Gymnastiar dengan makalahnya tentang Syiah, Ahmad Zaydan Januarto dengan makalahnya tentang Konsep Pendidikan dalam kitab Tadzkirotus-Sami’, Azra Rabbania dengan makalahnya tentang childfree, Bimo Gumilang dengan makalahnya tentang Liberalisme dan Generasi Milenial, Alwan Muhammad dengan makalah tentang Tasawuf M. Natsir, Chamillah Yusuf dengan makalahnya tentang Masjid dan Tantangan Sekularisme, Farros Halim dengan makalahnya tentang Perjuangan Ulama dalam Menghadapi Sekularisasi Pendidikan Snouck Hurgronje, Alfidhiya FIka dengan makalahnya tentang konsep Sains dalam peradaban Islam, Denniz Syaikhani dengan makalahnya yang mengkritik pandangan Said Asymawi, Fathan Qoriiba yang menyajikan konsep pesantren pemikiran dalam menghadapi sekularisme, dan Hilal Azka dengan makalah yang membela Sayyidah Aisyah.

Pemakalah diberi waktu 10-15 menit dalam menyajikan makalahnya. Pada pukul 10:25 seluruh presentasi makalah pun tersampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dari wali santri. Pertanyaan yang diajukan oleh orang-tua/wali santri memanglah kritis. Di awal, Dr. Ardiansyah juga menyampaikan, agar menguji anak-anaknya, jangan hanya memujinya. Di Mushollah Taman Adabi, “pertanyaan-pertanyaan panas” disampaikan oleh ibunda Ananda Rahman, Abi Alfidhiya, serta Ayahnda Bimo. Karena adanya keterbatasan waktu, maka pertanyaan dibatasi.

Pertanyaan tersebut di antaranya; “mengapa Syi'ah masih eksis hingga sekarang?; apa solusi Pesantren untuk menyelamatkan pola pikir generasi gadget?”; “mengapa masih memerlukan ilmu Tasawuf, padahal ajaran Islam telah sempurna?” Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, santrimenjawab dengan cukup baik. Misalnya Alfidhiya Zitazkiya Fika yang ditanya tentang sejarah sains dalam peradaban Barat: “mengapa sejarah Barat dicurangi, apa maksudnya?” Ia menjawab dengan mengutip tulisan Roger Garaudy dalam Janji-janji Islam yang telah diterjemahkan oleh cendikiawan ulung, Prof. Rasjidi. Menurutnya Barat telah melupakan warisan ketiganya, yakni Islam.

Terakhir, pada pukul 11:00 siang, ada epilog dari Ust. Ardiansyah. Ia menasehati agar jangan takut menulis karya karena khawatir tidak diterima semua orang. Dalam perpustakaan, Ust. Sudat pun juga memberikan epilognya dengan memberikan apresiasi kepada para pemakalah. Acara ini pun akhirnya selesai pada pukul 11:13 yang ditutup oleh MC dengan mengucapkan hamdalah dan do’a kafaratul majelis.

Alhamdulillah, acara ini pun dapat diselenggarkan dan diselesaikan dengan baik dan lancar. Para hadirini pun juga senang dan puas dengan acara ini. Salah satu wali santri pun menanggapi; “Menurut saya acara ini sudah disusun dengan baik oleh para panitia. Pemaparan Makalah yang disampaikan oleh para pemateri juga memuaskan pertanyaan yang ada di pikiran saya. Intinya, terus semangat kepada para santri Pesantren at-Taqwa untuk mencetak generasi yang dapat menghadapi masalah kekacauan zaman ini.” Semoga dengan acara ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang benar mengenai Islam di tengah gencaran serangan dari Barat saat ini. (Ahd./dok.: Jilan & Muthia)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086