Bahas Isu Kekinian, 3 Santriwati Presentasikan Makalahnya di Ponpes Husnayain Sukabumi

Oleh: Muhammad Azzam Mubarok (Santri Pesantren At-Taqwa Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Presentasi makalah menjadi agenda tahunan Pesantren At-Taqwa Depok. Pada Rabu, (30/4) kemarin, 3 santri PRISTAC 2 atau Setingkat 1 SMA mendapatkan kesempatan untuk presentasi di Sukabumi, tepatnya di Pesantern Husnayain II. Ketiga santriwati itu membawa paper yang membahas seputar isu kekinian.

Kami disambut oleh Wakil Pimpinan Husnayain, Kiai Syailani Hasan al-Hariri, dan Ketua TMI Ustadz Saifullah. Mereka membuka acara dengan sambutan singkat kemudian dilanjutkan dengan presentasi makalah santri. 

Khairin Atha Mirza (15 tahun) menjadi penampil pertama. Ia mempresentasikan makalahnya yang berjudul, “Peran Pesantren dalam perkembangan kebudayaan di Sunda: Akar Sejarah dan Manifesinya.” Mirza menjelaskan bagaimana proses Islamisasi terjadi di dataran Sunda, yang salah satunya ialah melalui peran Pesatren. 

“Pesantren yang merupakan manifestasi dari proses Islamisasi, bukan sekedar tempat bagi penyebaran Islam di wilayah Sunda, akan tetapi ia juga berperan dalam keberlangsungan kebudayaan di wilayah tersebut. Dengan adanya lembaga pesantren membuat islamisasi kebudayaan di sunda dapat berkembang lebih pesat.” Ujar putri asal Bandung tersebut

Presenter kedua ialah Azkiya Kamila (15 tahun) dengan judul makalah “Nikah beda agama menurut Hukum Positiv dan Agama-agama.” Presentasi ini cukup menarik dan menjadi perhatian banyak santri. Azkya berkesimpulan bahwa nikah beda agama tidak lebih dari kebahagiaan sesaat, sebab hal ini ditolak secara agama, negara juga sebagian sosial masyarakat. 

Aisyah Naura Salsabila (16 tahun) menjadi yang terkahir dengan makalah berjudul, “Menimbang Pembelajaran Secara Online Dengan Adil.” 

Aisyah menghimbau untuk adil dalam belajar secara online. Ada positif dan ada negatifnya juga, salah satunya tidak membangun hubungan yang baik antar guru dan murid sehinggga tidak terbentuk tradisi dan “lingkungan” keilmuan, begitupun pembentukan adab baik dari guru ataupun murid itu sendiri.

Peserta sangat antusias dengan pemaparan santri At-Taqwa. Ada kurang lebih 14 santri yang bertanya, dan semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh presenter. Bahkan salah satu dari mereka kagum dengan jawaban salah seorang presenter. 

Acara pun diakhiri dengan perfotoan bersama, kemudian dilanjutkan berkeliling ke kebun teh yang berada di sekitar pondok. Benar-benar pemandangan yang sangat syahdu dan asri. Kami berfoto ria di sana sebagai bentuk refreshing setelah penulisan makalah yang cukup melelahkan ini. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086