Aspek Materi Bukanlah Asas Utama Suatu Peradaban
Oleh: Faza Zaki el-Hakim (Santri SMA At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Senin (17/11/25) Prof. Khalif Muammar menjelaskan pentingnya adab dan akhlak dalam suatu peradaban. Dalam forum Festival of Ideas, ia memberikan pemaparan yang kembali menyadarkan kita bahwa aspek materi bukanlah aspek mendasar dalam suatu peradaban. Uraian tersebut merujuk pada salah satu makalahnya yang berjudul “Faham Peradaban Menurut Ibn Khaldun dan SMN al-Attas”
Prof. Khalif mengawali sesi dengan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu bukanlah malumat ataupun data-data. Ilmu adalah satu kebijaksanaan dan satu cara pemahaman yang menjadi satu disiplin. Ilmu inilah yang dapat manusia jadikan sebagai panduan dalam hidupnya. Ilmu sebagai panduan hidup manusia bertujuan agar ia bisa membimbing manusia kepada siratal mustaqiim (jalan yang lurus). Sebab “jalan yang lurus” inilah yang dapat mengantarkan satu peradaban kepada kemajuan hakiki.
Tersebarnya berbagai konsep yang mengelirukan dari Barat menyebabkan istilah peradaban hanya dimaksudkan kepada hal-hal yang bersifat materi saja. Suatu peradaban dianggap berjaya ketika orang-orang di dalamnya dapat mengeksploitasi hasil bumi dan alam sekitar demi kepentingan peradaban mereka. Maka bagi Prof. al-Attas, penyimpangan makna istilah ini turut menyebabkan kerusakan pada 3 kerajaan alam, yaitu: hewan, mineral dan tumbuh-tumbuhan. Sehingga umat muslim perlu mengenali kembali makna peradaban dalam pandangan Islam agar umat Islam sendiri dapat membenahi dasar dan tujuan pembangunan peradaban Islam yang tepat.
Menurut Ibnu Khaldun, manusia memiliki kecenderungan untuk hidup beradad, hidup dalam satu kota. Di mana dalam satu kota tersebut berjalanlah berbagai sistem, seperti ekonomi, politik, dan pendidikan. Akan tetapi, seluruh sistem ini tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak menghimpun sifat ashabiyyah (keterpaduan, kebersamaan) dalam individu peradaban tersebut. Karena sifat ashabiyyah ini hanya dapat diwujudkan dengan benar dan diaplikasikaan dalam sebuah masyarakat yang berakhlak dan beradab, sebagaimana pernyataan tegas Prof. Khalif “Esensi satu peradaban adalah adab”. Maka agama sebagai sumber akhlak dan adab membawa peran utama dalam pembentukan satu peradaban.
Kemajuan materi satu peradaban tidak turut menguatkan satu peradaban, akan tetapi justru membawanya pada jurang kehancuran. Kemajuan dalam bidang materi justru memunculkan berbagai penyakit hati seperti iri, hasad dan dengki antar individu. Maka dengan demikian dapat disimpulkan secara ringkas bahwa terdapat dua aspek penting dalam satu peradaban, yakni ashabiyyah dan agama. Di mana agama memainkan peran agar akhlak dan adab yang pada manusia turut dibina dan menjaganya dari penyakit kejatuhan peradaban.
Adapun dalam pandangan Prof. al-Attas, peradaban atau tamaddun memiliki relasi dengan kata diin dan madinah. Di mana diin adalah satu asas bagi satu kota (madinah), dan dalam Madinah inilah manusia membangun peradabannya. Menariknya, asal kata tamaddun dan madinah berakar pada istilah diin itu sendiri.
Maka madinah dan tamaddun bukan sekedar tempat berjalannya berbagai sistem kehidupan dan tempat berinteraksi manusia. Melainkan madinah dan tamaddun menurut Islam ialah tempat hidup dan berjalannya segala sistem kehidupan, yang mana seluruhnya berjalan berasakan pada prinsip-prinsip agama Islam. Satu kota dan negara yang benar dan sejalan dengan Islam ialah yang di dalamnya hukum dan syariat Islam ditegakkan.
Maka atas berbagai penjelasan ini Prof. Khalif menyimpulkan bahwa ada lima kata kunci penting peradan menurut Islam:
- Khalifah, yakni manusia diamanahkan oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Bukan sekedar menguasai bumi tetapi juga menyejahterakan seluruh makhluk di dalamnya
- Istimar, Allah telah memberikan manusia kemampuan untuk menundukkan alam ini. Maka manusia bertugas untuk membangun peradaban juga memakmurkan alam yang ada di sekitarnya.
- Madinah dan tamaddun, istilah tamaddun dan madinah berasal dari kata diin yang ia berarti ketundukan kepada Allah dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat. Maka satu peradaban yang unggul tidak harus terlihat dari aspek materi atau fisiknya. Sebab yang diutamakan adalah diaplikasikannya agama Islam dengan baik dalam peradaban tersebut.
- Adab dan peradaban, yang mana kedua kata tersebut memiliki hubungan. Sebab kata tamaddun memiliki relasi dengan kata diin, maka seorang yang ber-tamaddun haruslah orang yang beradab pula. Sebab adab dan agama itu sendiri adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
- Diin, keempat kata di atas sangat berkaitan dengan kata diin. Oleh karenanya agama dapat dipahami sebagai satu tiang atau pondasi penting satu peradaban, yang tanpanya satu peradaban bahkan tidak bisa dikatakan sebagai peradaban lagi.
Maka atas seluruh penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa agama merupakan aspek yang sangat penting dalam satu peradaban. Sebab agamalah yang membimbing satu peradaban agar senantiasa berada dalam siratal mustaqiim. Dengan demikian kemajuan satu peradaban tidak dapat diukur dari aspek materinya, sebab pada faktanya aspek materi hanya akan menggiring satu peradaban kepada kehancuran. Sekalipun peradaban tersebut terlihat kuat, tetapi tanpa agama ia menjadi rapuh dan perlahan tapi pasti akan sampai pada kehancurannya.