Tausiyah Subuh Direktur ATCO: Kenapa Allah Takdirkan Non-Muslim Menguasai Negri?

Oleh: Ihsan Maulana (Santri SMA At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Senin, 11 November 2025, para santri At-Taqwa College 2 (setingkat 3 SMA) memulai hari kedua rangkaian rihlah ilmiah Malaysia dengan renungan tausiyah subuh yang disampaikan oleh Direktur ATCO, Ustadz Bana Fatahillah. 

Dalam tausiyah tersebut, beliau memberikan prolog rihlah ilmiah ke Malaysia, sekaligus mengingatkan agar para santri tidak mudah silau dengan kemajuan dan kesuksesan orang-orang, terutama dari kalangan non-Muslim.

“Ketika jalan-jalan ke luar negri sepert ini, ingat selalu firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 196-197:“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh keberhasilan orang-orang kafir yang bergerak bebas di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara; kemudian tempat kembali mereka adalah neraka Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.” (Ali Imran: 196-197)

Menurutnya, ayat ini menjadi peringatan bagi orang beriman agar tidak terperdaya oleh kemajuan lahiriah yang dimiliki ileh orang-orang kafir, baik dalam aspek ekonomi, teknologi maupun kekuasaan. Sebab semua itu, sebagaimana dalam ayat, hanyalah kesenangan “sementara“

“Namun bukan berarti kita mengabaikan aspek dunia, atau tidak mempelajari faktor-faktor keberhasilan mereka dalam kehidupan ini!” 

Beliau kemudian mengajukan pertanyaan yang intinya:

“Kenapa orang kafir tampak hebat dan banyak menguasai berbagai aspek kehidupan, padahal mereka tidak mengindahkan hukum-hukum Allah. Sementara orang mukmin yang beriman kepada Allah justru banyak yang terpuruk?”

Ustadz lulusan Mesir itu menjawab dengan dua poin. Pertama, kesuksesan duniawi adalah hasil dari sunnatullah yang Allah berlakukan di muka bumi ini untuk siapa pun, baik Islam atau pun tidak. Siapa saja yang mau bersungguh-sungguh dan disiplin maka akan mendapatkan hasilnya. Dan mereka mengindahkan aturan ini. 

Sebagaimana janji Allah dalam al-Quran: Ini sejalan dengan firman Allah yang artinya, “Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan” (Qs. Hud: 15)

Kedua, beliau menegaskan bahwa kesuksesan dunia bukan tolak ukur kemuliaan seseorang, atau tanda ia dicintai oleh Allah. Ukuran sejati dari keberhasilan adalah iman dan ketaatan kepada Allah Swt. Namun sekali lagi, bukan berarti kita meninggalkan dalam menaklukan dunia. 

Terakhir beliau mengingatkan kepada santri agar tetap selalu menjaga hubungan dengan Yang Maha Pemberi Nikmat. Karena kemerosotan umat Islam sering dimulai dari maksiat kecil yang dianggap sepele. Inilah yang diingatkan Umar bin Khattab kepada Saad bin Abi Waqqash ketika ingin perang Qadisiyah. 

Beliau mengingatkan agar para santri tetap menjaga ibadah, memperbanyak dzikir, dan meneguhkan niat belajar lillah. “Selama rihlah, jangan biarkan hati kalian kosong dari Allah. Karena hanya dengan-Nya kita kuat, dan hanya dengan pertolongan-Nya peradaban Islam akan bangkit kembali.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086