Santri At-Taqwa Depok Kunjungi Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang
Oleh: Tim Humas At-Taqwa
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Semarang, 25 Oktober 2025 — Para santri Pristac tingkat I dalam rangkaian kegiatan Rihlah Ilmiahnya, melaksanakan kunjungan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada Sabtu (25/10/2025). Rombongan tiba di MAJT sekitar pukul 02.00 WIB dan segera mempersiapkan diri untuk shalat Subuh berjamaah.
Usai salat Subuh, para santri berkumpul dan mendengarkan nasihat yang dipandu oleh Ustadz Harits. Kegiatan diawali dengan penjelasan dari Ustadz Ericson mengenai ukiran-ukiran di area MAJT. Enam ukiran utama yang terdapat di dalamnya, misalnya, merupakan perlambangan dari rukun iman yang enam. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Ratib Al-Haddad yang dipimpin langsung juga oleh Ustadz Ericson.
Dalam nasihatnya, Ustadz Harits mengingatkan pentingnya memperbaiki niat dalam setiap amal. Ia menegaskan bahwa perjalanan ini bukan sekadar mengikuti kegiatan, tetapi sebagai bentuk kesadaran dalam menuntut ilmu. “Segala sesuatu harus didasari oleh niat. Jika tidak, maka perjalanan ini akan kehilangan maknanya,” ujarnya.
Ustadz Harits juga menjelaskan bahwa rihlah ilmiah merupakan tradisi para ulama terdahulu dalam mencari ilmu dari satu daerah ke daerah lain. Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini melatih para santri untuk beradaptasi, mandiri, sabar, dan meningkatkan pemahaman serta relasi sosial.
Usai salat Subuh, para santri berkumpul dan mendengarkan nasihat yang dipandu oleh Ustadz Harits. Kegiatan diawali dengan penjelasan dari Ustadz Ericson mengenai ukiran-ukiran di area MAJT. Enam ukiran utama yang terdapat di dalamnya, misalnya, merupakan perlambangan dari rukun iman yang enam. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Ratib Al-Haddad yang dipimpin langsung juga oleh Ustadz Ericson.
Dalam nasihatnya, Ustadz Harits mengingatkan pentingnya memperbaiki niat dalam setiap amal. Ia menegaskan bahwa perjalanan ini bukan sekadar mengikuti kegiatan, tetapi sebagai bentuk kesadaran dalam menuntut ilmu. “Segala sesuatu harus didasari oleh niat. Jika tidak, maka perjalanan ini akan kehilangan maknanya,” ujarnya.
Ustadz Harits juga menjelaskan bahwa rihlah ilmiah merupakan tradisi para ulama terdahulu dalam mencari ilmu dari satu daerah ke daerah lain. Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini melatih para santri untuk beradaptasi, mandiri, sabar, dan meningkatkan pemahaman serta relasi sosial.