Meneladani Nabi untuk Memperbaiki Diri

Oleh: Adzkia Afifah Effendi (Santri SMA Pesantren At-Taqwa Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Ustadz Ahmad Damsah Nasution, pada acara Maulid Nabi (5/9/25) di Pesantren At-Taqwa Depok, mengenalkan sosok agung Nabi Muhammad melalui kitab “Itmam al-Nimah al-Kubra ala al-Alami bi Maulidi Sayyidi Waladi Adam” karya Ibnu Hajar al-Haytami. Kitab kecil itu dikhatamkan saat itu juga.

Ustadz Damsah juga menyinggung tentang keteladanan yang abadi dan sempurna dari Rasulullah bagi para umatnya, yang tersirat dalam kitab tersebut. Menurutnya, di antara contoh keteladanan Nabi: 

Pertama, senantiasa berbangga dan menaruh hormat terhadap pendahulu-pendahulu kita sebagai bentuk kesetiaan. Rasulullah sangat berbangga, menghormati dan menyayangi pendahulu-pendahulunya. Sebagaimana dalam beberapa Hadits, beliau menyebut dirinya dengan “ibnu Abdullah,” “ibnu Abdul Muthalib,” “ibnu Hasyim,” dan semacamnya.

Selain itu, Ustadz Damsah juga menjelaskan bahwa kakek dan Nenek moyang Nabi terlahir dari manusia manusia suci mulai sejak Nabi Adam dan Hawa hingga Abdullah bin Abdul Mutthallib dan Aminah. Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):

Senantiasa aku dipindahkan dari sulbi yang suci kepada rahim yang suci juga.”

Ayah Nabi, Abdulullah bin Abdul Mutthalib, pun sempat menjadi sosok rebutan wanita Quraiys kala itu. Bahkan ada seorang dukun wanita menawarkan dirinya rela berzina dengan Abdullah lantaran mengetahui ia bakal menjadi sosok ayah dari Nabi pemimpin alam semesta. Tapi Abdullah menolak meski diberikan tawaran unta seratus onta. Hal ini menunjukkan betapa sucinya sosok Abdullah dalam menjaga dirinya,” tutur Ustadz Damsah. 

Kedua, tidak pernah berpangku tangan pada garis keturunan. Rasulullah SAW memang terlahir dari nasab yang terhormat. Namun, hal itu tidak menjadikan beliau merasa paling hebat sehingga tidak mengusahakan apa-apa. Beliau dihormati bukan karena garis keturunannya, beliau dihormati karena perangai dan akhlaknya. 

Selain hal-hal yang telah disebutkan, tentu masih banyak sekali teladan Rasulullah SAW bagi para umatnya. Meneladani Rasulullah bisa dilakukan oleh kaum muslimin sepanjang waktu. Karena, segala hal yang dilakukan oleh beliau selalu dapat dijadikan pedoman. Mulai dari cara bersosial, beribadah, belajar, dan lain sebagainya.

Karena kesempurnaan beliau, kata Ibnu Hajar, siapapun yang berusaha untuk meniru beliau, tidak akan ada yang bisa persis sepertinya,” jelasnya.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086