Jaga Iman Dengan Jaga Lisan
Oleh: Rabi’ah Adawiyah (14 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Kami, para Santri At-Taqwa Depok kelas 3 SMP, yang sedang belajar 1 bulan di Pandaan Jawa Timur, pada Rabu (30/10/25), mengikuti kajian bulanan rutin di Musholla Nur Assalam. Kajian itu diisi oleh Habib Asadullah dari Malang.
Habib Asadullah menjelaskan mengenai perkara penjagaan lisan, yang terdapat di dalam kitab Sullamut Taufiq. Beliau menerangkan bahwasanya lisan itu sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Contohnya untuk berdakwah, melaksanakan amar makruf nahi munkar, dan lain sebagainya.
“Berhati-hatilah dengan perkataan yang dikeluarkan dari lisan, karena dengan perkataan itu bisa membawa seseorang kepada kemurtadan tanpa disadari,“ tegas Habib.
Jika perkataan tersebut berunsur penghinaan mengenai perkara-perkara syariat-syariat Islam atau perkara-perkara yang dimuliakan, seperti shalat, puasa, para nabi, ulama, Aqidah, dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan perkataan-perkataan para ulama yang mengkritik keras orang-orang yang sesat? Perkara ini, kata Habib sangat jelas diperbolehkan. Hal itu bisa menampakkan kesesatan orang yang sesat sehingga mencegah masyarakat dari bahayanya kesesatan tersebut.
Lisan itu setara dengan tulisan. Tetapi tulisan sifatnya menetap, kecuali ada hal yang membuat tulisan tersebut hilang. Jika perkataan yang keluar dari lisan itu hanya terlintas di telinga yang mendengar, tapi memungkinkan yang didengar itu tersimpan di dalam ingatannya. Maka dari itu jagalah lisan dan tulisanmu, karena dengan keduanya bisa mempengaruhi pikiran seseorang.