Belajar Untuk Jihad Lawan Kemungkaran Ilmu

Oleh: Farrel Ahmad Wijaksana (Santri SMA Pesantren At-Taqwa Depok, 18 Tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Pembina Pesantren At-Taqwa Depok, Dr. Adian Husaini, pada Ahad (5/10/25) Ustadz Adian Husaini memberikan ceramah ba’da shubuh mengingatkan para santrinya soal kemestian ujian dari Allah dan kewajiban untuk menghadapinya. 

Dialah (Allah) yang menciptakan kehidupan dan kematian agar menguji siapa di antara kalian yang paling baik amalnya,” tuturnya mengutip Surat Al-Mulk ayat ke-2. 

Ustadz Adian menjelaskan makna ayat tersebut sebagai peringatan bahwasannya kehidupan ini adalah “rentetan ujian dan cobaan, di mana hasil ujian kita akan diperlihatkan kelak di akhirat nanti,” dan oleh karena itu kita tidak boleh main-main dalam ujian tersebut. 

Ujian itu, katanya, menyesuaikan peran yang Allah tetapkan bagi masing-masing kita. Siapa yang bisa bertanggung jawab atas peran itu, semaksimal mungkin, sesuai aturan yang Allah ridhai, insyaAllah kita bisa lulus ujian dengan nilai tinggi.

Setiap manusia memiliki perannya masing-masing di dunia ini, yang akan diuji oleh Allah, dan dengan ujian tersebut akan terlihat keimanan yang sungguh bertaqwa ataupun yang dusta; di mana di akhirat perannya akan dipertanggung-jawabkan,” jelasnya. 

Ustadz Adian mengatakan, kini, sebagai manusia yang tengah menjalani perannya sebagai seorang santri, ujian utamanya adalah segala aktivitas yang berkenaan dengan ilmu: menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, mengajarkan dan mendakwahkan ilmu. 

Aktivitas keilmuan adalah ‘jalan jihad’, bukan jihad dalam arti perang, namun ‘jihad dan ujian melawan hawa nafsu’,” ujarnya.

Jadi menurut beliau, peran utama para santri usai menuntut ilmu, adalah berjihad dengan ilmu. Ilmu-ilmunya harus digunakan untuk menghadapi segala ujian kehidupannya di kemudian hari. 

Dalam konteks Indonesia, salah satu ujian paling berat bagi iman dan akhlak para pemuda Muslim, adalah kerusakan pemikiran akibat rusaknya ilmu. 

Di Indonesia, medan jihadnya lewat pemikiran. Di zaman ini, ujian yang berat adalah ilmu-ilmu yang rusak akibat paham-paham semacam sekularisme-liberalisme, yang menyerang pemikiran kaum muslimin,” tegas Ustadz Adian. 

Ia mengingatkan, isme-isme asing dari Barat yang berusaha mendekonstruksi pemikiran Islam harus dibendung; di mana sikap kritis dan adil terhadap wacana-wacana baru yang dinisbatkan kepada Islam harus ditumbuhkan pada setiap diri penuntut ilmu. 

Penulis buku Membendung Arus Liberalisme ini menyimpulkan; “kita tidak boleh kalah gigih melawan penjajahan pemikiran oleh Peradaban Barat, sebagaimana kegigihan saudara kita di Palestina melawan penjahan fisik oleh Zionis-Israel”.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086