attaqwa.id

Guru Sejarah Perjuangan Islam di Indonesia Pesantren At-Taqwa Depok, Ustadz Ahda Abid Alghifari, pada Senin (28/10/24), mengajak para santri untuk mengambil ibrah peristiwa Sumpah Pemuda. 

Tepat 20 Oktober 1928 (96 tahun yang lalu), telah berkumpul pemuda-pemudi Indonesia dalam satu ikatan kesadaran berkebangsaan. Mereka, yang awalnya terpecah-pecah dalam masing-masing organisasi kedaerahannya, kemudian bersedia bersatu atas nama bangsa Indonesia.

“Momen itu menjadi langkah awal terwujudnya revolusi bangsa Indonesia melawan penjajah,” ungkapnya dalam acara Apel Pagi pasca perpulangan bulanan santri.

“Dan semangat Islam yang dibawa para pemuda Muslim dari organisasi-organisasi Islam semacam Jong Islamieten Bond mempunyai peran yang begitu besar dalam mendorong hal itu,” lanjutnya.

Menurut Ustadz Ahda, sejarah ini sepatutnya diteladani oleh generasi muda di zaman sekarang. Kala itu, kondisi yang menekan dari pihak penjajah Belanda tidak membuat para pemuda-pemudi kehilangan jati diri dan keteguhan hati mereka.

“Mereka memahami dengan betul kondisi mereka yang sedang terjajah, dan hatinya secara sadar, tergerak untuk melawan. Dalam hati mereka tertanam keteguhan hati untuk tidak tunduk pada kondisi zaman yang menekan,” pungkasnya.

Ia menegaskan bahwa, sebagai pemuda-pemudi penerus zaman, jangan pernah tunduk pada kondisi zaman. Tekanan yang kini dihadapi tetap sama, yakni penjajahan. Hanya saja ia dikemas dalam bentuk yang lebih rapi, melalui ilmu-ilmu. Dari luar, ia tampak begitu menawan, namun hakikatnya dapat merusak hati dan pikiran. 

“Sebagai santri, jangan pernah merasa kalah dan tunduk pada tiap kondisi dalam pengembaraan kalian mencari ilmu. Inilah waktu yang tepat untuk membangun pemuda-pemudi yang hebat untuk Indonesia gemilang,” ucapnya.