Dr. Adian Husaini Ajak Wali santri Pilih Kampus yang Mendidik Mahasiswa dengan Benar
Oleh: Dzikri Muhammad (Sekretaris At-Taqwa College Depok)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Pembina Yayasan At-Taqwa Depok sekaligus Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Ustaz Dr. Adian Husaini, dalam forum silaturahmi dengan walisantri At-Taqwa college 2 (ATCO 2) menuturkan, tantangan umat Islam saat ini adalah hegemoni paham sekuler yang saat ini telah mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia.
Beliau mengingatkan para walisantri yang hadir untuk jeli dan berhati-hati dalam memilih perguruan tinggi yang akan menjadi tempat belajar bagi para santri setelah lulus dari pondok.
“Perlu kiranya kita berikhtiyar dan istikhoroh dengan serius, meminta petunjuk kepada Allah agar anak-anak kita selamat dari paham yang dapat merusak akidah dan akhlak”, pesan beliau kepada walisantri dalam menentukan perguruan tinggi bagi anak-anaknya.
Paham sekuler yang sudah bercokol lama di perguruan tinggi dapat mengikis kualitas iman seseorang sedikit demi sedikit dan ustaz Adian menyayangkan jika hal tersebut terjadi kepada para santri.
“Sayang sekali bapak ibu, jika ilmu yang mereka (santri) pelajari di pondok ternyata tidak diamalkan dan tidak diajarkan,” ujar beliau.
Bertolak dari permasalahan ini, ustaz Adian melakukan terobosan baru berupa menjalin kerjasama antara Pesantren At-Taqwa Depok dengan STID Mohammad Natsir untuk mewujudkan perguruan tinggi Islam yang ideal.
Hal ini juga disampaikan kepada walisantri yang hadir sebagai pertimbangan dalam memilih jenjang pendidikan selanjutnya bagi para santri.
Selanjutnya, ustaz Adian mengajak peserta forum silaturahmi untuk berjuang bersama-sama memajukan perguruan tinggi Islam. Beliau berpesan, jangan sampai pendidikan Islam kalah oleh pendidikan sekuler. Umat Islam harus bangga dengan konsep pendidikan Islam, sehingga tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dapat terwujud dengan baik. (*)
Beliau mengingatkan para walisantri yang hadir untuk jeli dan berhati-hati dalam memilih perguruan tinggi yang akan menjadi tempat belajar bagi para santri setelah lulus dari pondok.
“Perlu kiranya kita berikhtiyar dan istikhoroh dengan serius, meminta petunjuk kepada Allah agar anak-anak kita selamat dari paham yang dapat merusak akidah dan akhlak”, pesan beliau kepada walisantri dalam menentukan perguruan tinggi bagi anak-anaknya.
Paham sekuler yang sudah bercokol lama di perguruan tinggi dapat mengikis kualitas iman seseorang sedikit demi sedikit dan ustaz Adian menyayangkan jika hal tersebut terjadi kepada para santri.
“Sayang sekali bapak ibu, jika ilmu yang mereka (santri) pelajari di pondok ternyata tidak diamalkan dan tidak diajarkan,” ujar beliau.
Bertolak dari permasalahan ini, ustaz Adian melakukan terobosan baru berupa menjalin kerjasama antara Pesantren At-Taqwa Depok dengan STID Mohammad Natsir untuk mewujudkan perguruan tinggi Islam yang ideal.
Hal ini juga disampaikan kepada walisantri yang hadir sebagai pertimbangan dalam memilih jenjang pendidikan selanjutnya bagi para santri.
Selanjutnya, ustaz Adian mengajak peserta forum silaturahmi untuk berjuang bersama-sama memajukan perguruan tinggi Islam. Beliau berpesan, jangan sampai pendidikan Islam kalah oleh pendidikan sekuler. Umat Islam harus bangga dengan konsep pendidikan Islam, sehingga tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dapat terwujud dengan baik. (*)